Podcast Aksi Nyata Perindo: Perjuangan Industri Perhotelan Bertahan di Tengah Pandemi

Sabtu, 02 April 2022 - 17:25 WIB
loading...
Podcast Aksi Nyata Perindo:...
Industri perhotelan sektor paling terdampak karena pandemi Covid-19. Berdasarkan data BPS 2020, tingkat hunian kamar hotel di 2020 hanya sebesar 3,9 persen. Foto/YouTube Partai Perindo
A A A
JAKARTA - Industri perhotelan dan pariwisata menjadi sektor industri paling terdampak karena pandemi Covid-19 . Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, tingkat hunian kamar hotel di 2020 hanya sebesar 3,9 persen.

Sementara kunjungan wisatawan pariwisata anjlok hingga 75 persen. Guncangan besar situasi pandemi terhadap industri perhotelan ini, diakui oleh Zita Hanna Mariska, Praktisi Pariwisata dan Perhotelan sekaligus VP Archipelago yang bernaung di bawah Aston Group.

“Dampaknya besar sekali, ini first global major yang nggak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia. Virus ini nggak pernah kita perkirakan, selama ini yang kita perkirakan itu lebih ke ekonomi, inflasi, politis semacam itu,” kata Zita dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia Partai Perindo dengan tema Pandemi Berlalu, Yuk Travelling di Indonesia Saja, Sabtu (2/4/2022).


Sebagai pelaku industri perhotelan, Zita mengaku melakukan banyak cara agar bisa tetap bertahan di tengah gempuran pandemi. Segala strategi manajemen bisnis dia jalankan. Seperti tetap menawarkan proyek kepada para klien.

“Tetap jualan setiap hari lewat WhatsApp, telfon ke semua klien karena itu tetap harus berjalan. Sedangkan untuk operasional harus ada beberapa yang diubah, menekan budget pengeluaran supaya tetap bisa jalan hotelnya walaupun tidak untung tapi at least tutup modal," jelas Zita.

Tidak hanya itu, Zita menambahkan sebagai Vice President, dia mencoba tetap bertahan dengan membuat strategi management. Salah satu contohnya, menerapkan sistem unpaid leave terhadap para staf hingga teknis maintenance.


“Survivenya gimana, kita atur strategi. Jadi kita nggak mau memberhentikan, lay-off staf kecuali kontraknya habis. Tapi kita atur sedemikian rupa dengan unpaid leave. Lalu ubah makanan jadi ala carte tidak ada fine dining, sampai mengatur pemakaian AC yang tidak perlu AC central,” pungkasnya.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1910 seconds (0.1#10.140)